Posted in #A Love Story, FanFiction

(Short Story) Can We Love? – Chap 2

Tittle : Can We Love? (Sequel of Day By Day)

Author : Tiara Song

Cast :

  • ·         Choi Ji Yoo (OC)
  • ·         Kris (Kris Wu Fan – EXO-M)
  • ·         Cho Kyuhyun  (Cho Kyuhyun – SUPER JUNIOR)
  • ·         Song Hyo Joon (OC)

Cameo :

  • Jae Seop (AJ – UKISS)

Genre : Romance, Hurt

Rating : General

Length : Short Story

Disclaimer : Story is mine. Fiksi ini saya buat untuk untuk kepuasan pribadi saya, Kris Wu Fan, Cho Kyuhyun dan para  pemeran (bintang) pembatu lain  adalah milik tuhan, keluarga, dan fans mereka masing-masing. Dont be a PLAGIATOR…!!! 

Maaf untuk segala bentuk kesalahan dalam penulisan kata (EYD yang masih salah alias belum sempurna). HAPPY READING!!!

 

 

– Chapter 2 –

Apa di Korea ada kontes mengeluh? Kalau ada ia ingin ikut serta dalam kontes itu. Karena sudah tak terhitung lagi berapa kali ia mengeluh hari ini. Dua minggu setelah kepulangan orang tuanya ke Seoul. Choi Ji Yoo mulai merasakan hari-harinya yang sepi. Tidak ada Hyo Joon yang mengganggunya dan tentu saja tidak ada Kris yang mengunjunginya ke flat seperti dulu. Ia sudah tidak tinggal di flat Hyo Joon karena ia sekarang sudah tinggal diapartemen dipusat kota Seoul bersama kedua orang tuanya.

Ji Yoo hanya bertemu dengan Kris di kampus saat laki-laki itu menjemputnya atau ia yang datang ke Gallery laki-laki itu sesekali.

Ji Yoo menghembuskan nafasnya berat. Ia sedang sedang melamun saat menyadari ada seseorang yang mengibaskan tangan dihadapannya. Ji Yoo mengerjap dan melihat dengan jelas kekasih sahabatnya yang duduk  sambil mengamatinya.

“Hyo Joon dimana?” tanya laki-laki itu.

“Dia di perpustakaan. Mengerjakan tugas”

Laki-laki itu mengangguk mengerti. Lalu mencondongkan badannya pada Ji Yoo dan bertanya. “Apa kau akan dijodohkan?”

Ji Yoo mengerutkan keningnya. “Dari mana oppa tau?” lalu teringat Hyo Joon. “Aish, wanita comel itu,” gerutu Ji Yoo. “Apa Hyo Joon yang memeritahumu?”

”Hyo Joon mengetahuinya? Kau yakin?”

Ji Yoo mendengus, benar-benar pasangan sejati. Laki-laki itu bahkan berlaga bodoh untuk melindungi Hyo Joon. “Kyuhyun oppa, tak perlu melindunginya seperti itu. Aku tetap akan marah padanya karena dia sudah banyak omong.”

Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Jadi Hyo Joon sudah tahu? Tentang kau yang dijodohkan denganku?”

Lagi-lagi Ji Yoo mengerutkan keningnya, kali ini benar-benar tidak mengerti. “Oppa, apa maksudmu? Aku bahkan belum memberitahu Hyo Joon dengan siapa aku akan dijodohkan.”

Kyuhyun melirik Ji Yoo, menghembuskan nafas berat. “Kau akan dijodohkan denganku,” tegas Kyuhyun.

Ji Yoo menahan dirinya untuk tertawa terbahak-bahak. “Oppa, kau pikir aku akan percaya pada bualanmu begitu saja?” Ji Yoo lalu mendengus. “Kau mungkin bisa saja membodohi Hyo Joon dengan semua bualanmu itu. Tapi aku adalah pengecualian. Aku sama sekali tidak akan bisa tertipu olehmu”

“Terserah kau mau percaya atau tidak, tapi aku benar-benar mengetahui itu dari sumbernya”

“Leluconmu sama sekali tidak lucu, oppa

“Bahkan aku sendiri berharap ini semua adalah lelucon”

Hening. Baik Ji Yoo ataupun Kyuhyun, keduanya kini hanya terdiam. Tidak tahu harus berbicara apa.

Ji Yoo baru memulai untuk membuka mulutnya bertanya pada Kyuhyun, tetapi langsung mengurungkan niatnya saat melihat Hyo Joon yang berjalan mendekat kearah mereka. Langkah Hyo Joon semakin dekat, wanita itu berjalan mengendap dibelakang punggung Kyuhyun. Hyo Joon meletakkan telunjuknya kebibir mengisyaratkan Ji Yoo untuk diam. Kyuhyun tidak menyadarinya, dia terlihat melamun.

Hyo Joon menutup mata Kyuhyun dari belakang dengan kedua tangannya. “Siapa aku?” bisik Hyo Joon ketelinga Kyuhyun.

Kyuhyun menyeringai. “Kau pikir aku bodoh. Tentu saja kau adalah kekasihku yang tercinta, Cho Hyo Joon”

Hyo Joon terkikik “Aigo[1], kiyeomi[2]” manja Hyo Joon sambil mencubit pipi laki-laki itu.

Ji Yoo menahan dirinya untuk memuntahkan isi perutnya di wajah Hyo Joon.

Hyo Joon melirik Ji Yoo. “Apa yang kau lihat?” tanya Hyo Joon saat menyadari Ji Yoo yang menatapnya.

Ji Yoo memalingkan wajahnya dari Hyo Joon. “Tidak ada”

Hyo Joon lalu duduk disebelah Kyuhyun. “Ngomong-ngomong kau tidak pergi? Aku hanya berniat  berduaan saja dengannya” ucap Hyo Joon pada Ji Yoo sambil menyedot minuman Ji Yoo dihadapannya.

Ji Yoo mendelik. Tahu betul yang dimaksud dari kata ‘dengannya’ adalah Kyuhyun. “Ngomong-ngomong itu minumanku” ketus Ji Yoo.

Hyo Joon terkekeh. “Kris menjemputmu hari ini?”

Ji Yoo mengangguk. Selang sedetik Ji Yoo merasakan ponselnya yang bergetar. “Panjang umur” gerutunya pada diri sendiri saat melihat nama orang yang menelponnya. Ji Yoo menempelkan ponselnya ketelinga. “Eodiya? … arasseo… aku kesana”

“Kris sudah datang?” tanya Hyo Joon.

Ji Yoo mengangguk lagi. Lalu menatap Hyo Joon dan Kyuhyun bergantian. “Lanjutkanlah, aku tak akan menganggu” lalu memakai jeket dan beranjak. “Aku pergi dulu”

Tapi baru lima kaki melangkah meninggalkan mereka Ji Yoo baru teringat ada yang akan ia berikan pada Hyo Joon, Ji Yoo balik badan dan mengaduk tasnya mecari satu buku. Setelah menemukan buku itu Ji Yoo membukanya dan terselip dua lembar foto “Ini simpan untukmu dan Kyuhyun oppa” katanya pada Hyo Joon.

Hyo Joon mengerutkan kening tapi tetap menerima fotonya. Lalu tersenyum sendiri saat melihatnya “Terimakasih”

oOo

 “Mwoya ige[3]?” tanya Kris sambil menujuk sesuatu yang di bawa oleh Ji Yoo.

“Ini foto kita berempat ditaman bermain waktu itu. Kau, aku, Hyo Joon dan Kyuhyun oppa” jelas Ji Yoo sambil meletakkan pigura yang berisi foto mereka berempat di meja kerja Kris.

Kris meringis melihat foto itu “Kenapa kau menaruh foto itu disini?”

“Aku sudah memasang foto itu dikamarku. Dan juga memberikan 2 lembar pada Hyo Joon. Satu untuk Hyo Joon dan satu lagi untuk Kyuhyun oppa

Kris hanya menaikan pundaknya. Pasrah.  “Terserah kau saja” ucap Kris pada akhirnya.

“Hari ini apa yang akan kita lakukan?” tanya Ji Yoo pada Kris yang sedang duduk dikursi kerjanya.

“Apa yang akan kita lakukan?” Kris balik bertanya. “Memangnya kau ingin aku melakukan apa padamu?” katanya lagi sambil tersenyum jahil.

“Maksudku bukan begitu. Aku bertanya seperti itu karena kau tidak mengantarku langsung pulang kerumah, dan kau malah membawaku ke kantormu” jelas Ji Yoo.

Kris tersenyum. Lalu membereskan pekerjaannya. “Mendekatlah” katanya.

Mata Ji Yoo menyipit. Tapi ia tetap menuruti perintah Kris. “Mau apa?”

Kris menepuk-nepuk pahanya “Duduk disini”

Ji Yoo tersenyum malu dan menundukkan kepalanya “Naega wae[4]?” katanya dengan suara pelan

Kris menahan senyum melihat Ji Yoo yang salah tingkah. Lalu menarik tangan wanita itu supaya lebih dekat dengannya.

Ji Yoo kelihangan keseimbangannya saat Kris menarik tangannya membuatnya terjatuh dan terduduk di paha Kris. Kepala Ji Yoo semakin merunduk.

“Sampai kapan kau akan menundukkan kepalamu seperti itu? tegakkan kepalamu supaya aku bisa melihat wajahmu lebih jelas” goda Kris lagi.

Ji Yoo sedikit mengangkat kepalanya untuk mengintip Kris yang tak berjarak dengannya. Ia bisa melihat Kris yang tersenyum sambil menatapnya lekat. Ji Yoo mendadak pusing saking gugupnya. “Kris, jangan menyiksaku seperti ini” gumam Ji Yoo yang masih bisa didengar oleh Kris.

Kris tersenyum sipul “Aku tidak sedang menyiksamu. Aku bahkan sudah berbaik hati mengijinkanmu duduk dipangkuanku” kata Kris.

Ji Yoo tak sempat protes dengan kata-kata Kris. Karena ia merasakan ponsel dalam sakunya bergetar. Ibunya menelpon.

“Ya bu?..” JI Yoo melirik Kris yang menatapnya ingin tahu. “Aku sedang bersama teman.. Sekarang.. Kenapa mendadak sekali..” lalu menjauhkan ponselnya dari telinga karena suara ibunya terdengar melengking. “Baiklah aku akan segera pulang, ibu tidak usah berteriak seperti itu.”

“Ada apa?” tanya Kris penasaran saat Ji Yoo sudah menutup sambungan telponnya.

“Ibuku bilang aku harus segera pulang. Ada acara makan malam dengan teman Ayah malam ini. Kau tidak apa-apakan kalau aku pulang sekarang?”

“Tidak masalah”

Ji Yoo bangkit dari paha Kris.

“Aku akan mengantarmu pulang” tawar Kris.

Ji Yoo mengangguk setuju.

oOo

Pertanyaan yang belum sempat Ji Yoo tanyakan pada Kyuhyun terjawab dimalam itu. Tadi siang ibunya menelpon menyuruh Ji Yoo untuk segera pulang. Saat Ji Yoo sudah pulang ke apartemennya, ayahnya menjelaskan kalau malam ini mereka akan makan malam dengan keluarga teman ayahnya itu.

Dan saat menunggu teman ayahnya yang belum datang Ji Yoo melihat Kyuhyun bersama ayah dan Ibunya mendekat ke meja mereka. Ayah Kyuhyun dan ayah Ji Yoo saling berpelukan begitupun ibu Kyuhyun dan ibu Ji Yoo. Kyuhyun membungkukkan badan memberi salam. Makan malampun dimulai. Dengan berbagai pertanyaan di kepala Ji Yoo. Jadi ucapan Kyuhyun oppa itu benar-benar sungguhan.

Kyuhyun melirik Ji Yoo yang duduk di seberangnya, Ji Yoo juga meliriknya tapi tidak mengucapkan apa-apa. Ayah Kyuhyun dan ayah Ji Yoo mengobrol dengan akrab, sesekali ibu Ji Yoo dan ibu Kyuhyun juga ikut menanggapi. Kyuhyun dan Ji Yoo hanya diam mengamati.

“Paman dengar sebelum ini kau dan Kyuhyun sudah saling mengenal, benar seperti itu?” tanya ayah Kyuhyun pada Ji Yoo.

Ji Yoo melirik Kyuhyun lalu tersenyum pada ayah Kyuhyun “Ne[5]” jawab Ji Yoo.

“Kalau begitu tidak ada masalah bukan? Karena kalian sudah saling kenal akan lebih mudah bagi kalian untuk bersama nanti” ucap ayah Ji Yoo dan disambut tawa oleh Ibu Ji Yoo dan ayah Kyuhyun.

“Kalian terlihat cocok” timpal Ibu Ji Yoo.

“Aku tidak sabar ingin segera berbesan denganmu” ucap ayah Kyuhyun pada ayah Ji Yoo. Lalu keduanya tertawa.

Ji Yoo menghela nafas berat.

Kyuhyun meminum air putihnya sampai habis.

Ibu Kyuhyun mengamati anaknya yang lebih banyak diam. Dihati kecilnya ada rasa ingin membantu anak kesayangannya itu. Ia melirik suaminya yang berbicara dengan ayah Ji Yoo dengan akrab. Kalau sudah begini apa yang akan kau lakukan Kyuhyun-a batinnya.

oOo

Kyuhyun mendekati ayahnya yang sedang duduk dibangku balkon depan rumahnya meminum kopi sambil membaca buku.

“Boleh aku bergabung?” tanya Kyuhyun.

Ayahnya menoleh “Tentu saja. Bagaimana Kuliahmu?” tanya ayah Kyuhyun

“Seperti biasa banyak tugas, tugasku semakin menumpuk karena aku juga menjadi asisten dosen. Tapi aku bisa mengatasinya karena aku pintar” jawab Kyuhyun penuh percaya diri.

Ayahnya tersenyum sipul, lalu kembali melanjutkan bacaannya.

Lama mereka terdiam. Laki-laki paruh baya berkacamata itu melirik anaknya yang hanya diam disampingnya. Anaknya terlihat sedang melamun. “Gadis yang bernama Ji Yoo itu, bagaimana menurutmu?”

Kyuhyun menoleh pada ayahnya. “Aku sudah mengenalnya sebelum pertemuan kemarin malam itu. Dia gadis pintar dan juga baik”

“Kau menyukainya?”

“Dia bukan tipeku”

Ayahnya tertawa “Memangnya tipemu yang seperti apa?”

“Wanita yang menyukai lagu-lagu sedih dan ice cream Strawberry, saat wanita itu sedang marah ataupun sedih dia akan lebih pendiam, yang paling penting dia mencintaiku apa adanya” jelas Kyuhyun sambil memikirkan Hyo Joon yang tersenyum padanya.

Ayah Kyuhyun menatap anaknya penuh selidik “Apa kau sudah menemukan wanita seperti itu?”

Kyuhyun menatap ayahnya lalu mengangguk mantap “Karena itu, aku ingin ayah pikirkan lagi tentang rencana ayah yang akan menjodohkanku dengan Ji Yoo”

oOo

Ji Yoo tengah menimbang-nimbang antara menelpon Kris atau tidak. Ji Yoo menyerah lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Kris.

“Kau dimana?… Bisa kita bertemu?… Ada yang ingin aku bicarakan… Baiklah di kafe dekat apartemenku”

Dua puluh menit setelah itu Ji Yoo sudah berada dikafe dekat apartemennya bersama dengan Kris yang duduk dihadapannya.

Kris menatapnya bingung. “Apa yang ingin kau bicarakan?” tanya laki-laki itu.

Ji Yoo menarik nafas dan mengumpulkan keberaniannya “Kau masih ingatkan tentang rencana ayahku yang akan mengenalkanku pada anak teman bisnis itu?” ucap Ji Yoo

Kris mengangguk.

“Beberapa hari yang lalu aku bertemu mereka. Maksudku teman ayahku dan anak laki-lakinya itu” jelas Ji Yoo.

Kris hanya menatapnya menunggu Ji Yoo melanjutkan kata-katanya.

Ji Yoo menggigit bibir bawahnya “Dan aku benar-benar tidak menyangka anak laki-laki itu adalah Kyuhyun oppa

“Kyuhyun” ulang Kris. “Maksudmu Kyuhyun yang kita kenal?” Kris memastikan

Ji Yoo mengangguk “Kyuhyun kekasih Hyo Joon sahabatku” jelas Ji Yoo.

Kris tersenyum miris “Bagaimana mungkin ada kejadian seperti ini” tanggapnya. “ternyata dunia begitu sempit” gumamnya. Lalu menatap Ji Yoo yang juga tengah menatapnya “Apa Hyo Joon sudah tahu?” tanya Kris.

Ji Yoo menunduk lalu menggeleng “Hyo Joon sedang sibuk dengan tugas kuliahnya. Terakhir kali aku bertemu dengannya di hari sebelum makan malam itu” Ji Yoo menatap Kris cemas “Bagaimana ini? bagaimana perasaan Hyo Joon saat dia tahu hal ini?”

Kris mengerutkan kening tidak setuju. “Kau hanya memikirkan perasaan Hyo Joon. Kau tidak memikirkan perasaanku juga saat tahu hal itu?”

Ji Yoo menatap Kris. “Tentu saja aku memikirkan perasaanmu, makanya aku langsung memberitahukannya padamu. Aku tidak mau kau mengetahui dari orang lain. Karena itu pasti akan bermasalah. Dan aku juga ingin bertanya pendapatmu. Apa yang harus aku lakukan sekarang?”

“Orangtuamu bagaimana? Apa ada kemungkinan mereka membatalkan tentang perjodohan itu?”

Ji Yoo kembali menundukan kepalanya “Entahlah. Aku sendiri masih tidak jelas. Aku sudah menolaknya tapi mereka belum menanggapinya. Aku tidak tahu” keluh Ji Yoo

Kris mengulurkan tangannya menggenggam tangan Ji Yoo “Apa sekarang aku pergi bertemu orang tuamu dan meminta supaya perjodohannya dibantalkan saja. Karena kau sudah memilikiku seperti di drama-drama”

Ji Yoo tersenyum mendengar perkataan Kris “Kau berani?” tanyanya spektis

“Tentu saja” jawab Kris yakin. Lalu melotot pada Ji Yoo “Kau meragukanku?” sungut Kris

“Tidak” bantah Ji Yoo “Pertama kita dengarkan dulu pendapat Kyuhyun oppa. Baru kita pikirkan bagaimana kita seterusnya”

Kris mengangguk paham.

oOo

Kyuhyun mendudukkan dirinya dikantin berhadapan dengan Ji Yoo. Ji Yoo meliriknya.

“Hyo Joon masih ada kelas?” tanya Ji Yoo.

Kyuhyun mengangguk “Setelah itu dia bilang akan mengerjakan tugasnya diperpustakaan” jelas Kyuhyun

“Dia sibuk sekali” komentar Ji Yoo.

“Begitulah” lalu Kyuhyun menghela nafas berat “bahkan dia tidak menyisakan waktu untuk berdua saja denganku” gerutunya lebih pada diri sendiri.

Ji Yoo yang bisa mendengar keluhan Kyuhyun hanya bisa tersenyum sipul. Ia lalu mengamati Kyuhyun “Apa oppa sudah memberitahu Hyo Joon soal perjodohan itu?”

Kyuhyun menggeleng “Masih belum” katanya “kau tahu sendiri dia super sibuk begitu. Aku akan memberitahunya setelah tugasnya selesai”

Ji Yoo mengangguk mengerti.

“O. Bukankah itu Hyo Joon?” Kyuhyun mengamati Hyo Joon yang berjalan menuju kantin bersama seorang.. laki-laki “dengan siapa dia?” Kyuhyun langsung berdiri dan menghampiri Hyo Joon.

Ji Yoo hanya mengamati tanpa banyak bicara. Dari tempat duduknya Ji Yoo melihat sepertinya Hyo Joon tidak sadar Kyuhyun yang berjalan mendekat. karena Hyo Joon masih mengobrol dengan laki-laki yang berjalan ke kantin bersamanya. Mereka berjalan sambil melempar senyum “Cari mati kau” gumam Ji Yoo sambil terus mengamati Hyo Joon. Lalu karena ponselnya bergetar Ji Yoo mengalihkan perhatiannya dari Hyo Joon pada ponselnya.

“Ya Kris” sapa Ji Yoo saat sudah menerima panggilan Kris. “kau sudah didepan.. baiklah aku kesana sekarang” lalu berdiri meninggalkan kantin.

oOo

“Kelas selesai”

Saat mendengar seruan itu Hyo Joon menghembuskan nafas lega “Akhirnya.. akhirnya.. akhirnya” Hyo Joon memasukkan buku-bukunya kedalam tas. Lalu melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Ia menggerang “ahh.. aku masih harus ke perpustakaan setelah ini” lalu berpikir “apa aku mengajak Kyuhyun oppa saja yah?”

Hyo Joon berjalan keluar dari kelas sambil mengaduk tasnya mencari ponsel. “Kenapa tidak ada.. aku yakin sudah..”

BUK!!!

Tubuh Hyo Joon bertabrakan dengan seseorang. Hyo Joon benar-benar berencana untuk memaki orang itu. Tapi ia mengurungkan makiannya saat melihat dengan jelas orang yang menabraknya itu – laki-laki tinggi dengan wajah tampan berpenampilan modis –

“Maaf” sesal laki-laki yang menabraknya itu sambil menatap Hyo Joon.

Hyo Joon yang memang sudah menatap laki-laki hanya bisa lalu tersenyum manis. Dan sedikit membungkuk “Tidak apa-apa” katanya sambil memebenarkan letak tas selempangannya. Hyo Joon mengerutkan keningnya saat mengamati orang itu terlihat seperti orang yang kebingungan “sedang mencari seseorang?” tanya Hyo Joon ingin tahu.

Laki-laki itu meliriknya. Lalu tersenyum “Begini, namaku Jae Seop” laki-laki itu mengulurkan tangannya mengenalkan diri. Hyo Joon membalas uluran tangannya dan tersenyum lagi.

“Karena aku baru pindah. Aku tidak begitu mengenal universeitas ini. aku sedang mencari kantin” jelas Jae Seop.

“Kau mahasiswa pindahan?” tanya Hyo Joon.

Jae Seop mengangguk “Kalau kau tidak keberatan, bisa tunjukkan padaku dimana kantinnya” pinta Jae Seop.

Dan secara otomatis otak Hyo Joon mengingat kantin dan perpustakaan memang bersatuan arah tapi letak kantin lebih jauh. Apakah tidak apa-apa? Tapi perutku juga sedikit lapar. Untuk menjelaskan dimana letak kantin pasti begitu memusingkan dan membutuhkan banyak waktu “Aku juga akan ke kantin” pada akhirnya Hyo Joon memutuskan “Aku akan mengantarmu”

Jae Seop tersenyum lagi “Terimakasih banyak. Kau baik sekali” katanya.

Ini sedikit aneh mengingat Hyo Joon tidak pernah berniat menawarkan bantuan pada orang yang baru ia kenal sebelum ini. Tapi membantu sekali tidak apa-apa bukan? Ia mengedarkan pandangnnya. Lagian Kyuhyun oppa juga tidak kelihatan. Ia membalas senyum Jae Seop “Tidak masalah. Ayo”

“Kau belum  mengenalkan namamu” ucap Jae Seop saat mereka sudah berjalan bersampingan.

“Namaku Hyo Joon. Song Hyo Joon” katanya mengenalkan diri.

“Kau dari fakultas apa?”

“Sastra. Kau sendiri?”

“Musik”

Hyo Joon melirik Jae Seop “Setahuku setiap mahasiswa baru akan diberi semacam peta kampus oleh bagian administrasi”

Jae Seop tersenyum sebasalah “Itu..” katanya ragu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal “aku menghilangkannya” aku Jae Seop. Keduanya lalu meringis bersama.

“Kalau boleh tahu kau pindahan dari mana?”

“Inggris, London”

Hyo Joon menatap Jae Seop takjub “Kau pindahan dari London?”

Jae Seop tersenyum melihat Hyo Joon yang antusias. Ia mengangguk. “Aku sudah sepuluh tahun tinggal di London” terang Jae Seop lagi.

“Tinggal selama itu di London dan bahasa Koreamu masih sebagus ini” komentar Hyo Joon “Woah.. kau hebat sekali”

“Tentu saja. Aku tinggal di London bersama keluargaku yang memang berbahasa Korea jadi tentu saja tidak ada masalah dengan bahasa Koreaku” Jae Seop menjelaskan.

“Menyenangkan sekali hidup seperti itu” guman Hyo Joon.

Jae Seop mengamati Hyo Joon “Apa kau tidak tinggal dengan orang tuamu?”

Hyo Joon melirik Jae Seop. Sepertinya ia tidak perlu banyak bercerita tentang kehidupannya di Seoul pada Jae Seop. Terlebih ia baru mengenalnya “Aku tinggal bersama teman” jawabnya.

Tatapan Jae Seop mengamati ruangan yang ia masuki dengan Hyo Joon “Apa disini kantinnya?” tanya Jae Seop.

“Benar” mata Hyo Joon melihat sekeliling kantin. Lalu langkahnya terhenti saat matanya menemukan Kyuhyun – berdiri tidak jauh darinya – dan juga tengah mengamati Hyo Joon lekat-lekat. “Kyuhyun oppa!!!” panggil Hyo Joon.

Kyuhyun mulai berjalan mendekat sambil berpangku tangan. Hyo Joon menelan ludahnya saat menyadari Kyuhyun yang menatapnya tajam.

Jae Seop juga ikut menghentikan langkahnya saat Hyo Joon berseru dan berhenti berjalan. Ia mengikuti kemana arah mata gadis itu. Mendadak ia paham kalau dirinya harus segera menyingkir dari samping Hyo Joon. “Terimakasih sudah membantuku” katanya sambil tersenyum lalu membungkuk “sampai bertemu lagi”

Hyo Joon membungkuk dan membiarkan Jae Seop berlalu. Dan kini fokusnya kembali pada Kyuhyun.

“Siapa dia?” introgasi Kyuhyun saat sudah benar-benar berdiri di depan Hyo Joon.

Ditanya seperti itu mata Hyo Joon mencari Jae Seop. Ia melihat Jae Seop sedang memilih makan siangnya “Dia mahasiswa pindahan” jawab Hyo Joon “dia bertanya dimana kantin. Dan aku mengantarnya kesini” jelas Hyo Joon lagi saat melihat Kyuhyun yang masih menatapnya tajam.

“Bukannya kau akan ke perpustakaan?” Kyuhyun masih mengintrogasinya.

“Perutku lapar. Aku akan ke perpustakaan setelah makan” jawabnya. “oppa sudah makan?”

Kyuhyun menghela nafas. Tidak ada alasan lagi untuk terus curiga pada Hyo Joon “Aku juga belum makan” Kyuhyun mulai melunak. “Tadi aku duduk bersama Ji Yoo disana” ia lalu menunjuk tempat yang tadi ia duduki bersama Ji Yoo, tapi Ji Yoo sudah tidak terlihat “dimana dia? Apa sudah pergi” gumamnya. “ya sudah kalau kau lapar. Ayo kita makan”

Kyuhyun dan Hyo Joon duduk bersebelahan. Mereka makan bersama.

Oppa, temani aku ke perpustakaan dan bantu aku mengerjakan tugas dari Park Sonsaeng[6]nim[7]” pinta Hyo Joon saat ia sudah selesai makan. Lalu ia melihat makanan Kyuhyun juga sudah habis

Kyuhyun memiringkan kepalanya dan mengingat-ingat. Bukankah Park Sonsaengnim adalah dosen pelajaran mengarang. “Maksudmu tugas mengarang?” tanya Kyuhyun memastikan. Kyuhyun menggeleng saat melihat Hyo Joon yang mengangguk membenarkan “Yang benar saja. Aku tidak bisa mengarang” katanya “aku hanya akan menemanimu ke perpusatakaan saja.”

“Ish..” erang Hyo Joon “rasanya kepalaku mau pecah. Kenapa begitu banyak tugas akhir-akhir ini” keluh Hyo Joon.

Kyuhyun tersenyum lalu mengacak-acak rambut Hyo Joon “Kau pasti bisa menyelesaikannya” Kyuhyun menyemangati.

Lalu seakan baru tersadar “Aku belum bertemu dengan Ji Yoo” kata Hyo Joon. “Apa fakultas hukum memang mempunyai banyak waktu luang?” tanyanya ketus.

Kyuhyun menjitak pelan kepala Hyo Joon “Tentu saja tidak, semua fakultas pasti sedang kebanjiran tugas” jawab Kyuhyun.

“Tapi kenapa Ji Yoo tidak terlihat sibuk” sungut Hyo Joon.

“Karena dia sudah menyelesaikan tugasnya.”

“Ish. Tapi kenapa rasa-rasanya tugasku lebih banyak” keluh Hyo Joon.

Kyuhyun berdiri “Berhenti mengeluh. Ayo kita keperpustakaan sekarang. Aku akan menemanimu sampai selesai” ajaknya.

“Meskipun aku sudah makan tapi aku masih tidak bertenaga” katanya. “oppa mau menggendongku?” tanya Hyo Joon penuh harap.

“Aku mau-mau saja. Tapi ini kampus, aku bisa ditegur dosen” jawabnya. “Cepatlah, setelah tugasmu selesai aku akan membelikanmu ice cream Strawberry dan kita akan kencan. Jadi ayo cepat selesaikan tugasmu” ajak Kyuhyun lagi.

Hyo Joon menggulurkan tangannya “Kalau begitu tuntun saja aku” pintanya sambil tersenyum manis.

Kyuhyun menerima uluran tangan Hyo Joon menarik tangan gadis itu supaya segera berdiri “Baiklah.. baiklah aku akan menuntunmu” ia manggupi. Lalu merangkul pundak Hyo Joon “Hyo Joona hwaiting![8]

oOo

Siang ini, setelah semua tugasnya selesai dan setelah beberapa kali menghubungi Kyuhyun yang tidak mengaktifkan ponselnya akhirnya Hyo Joon menyerah. Ia sedang membaringkan tubuh di sofa ruang tamu di flatnya. Membosankan sekali. Ia menelpon Kyuhyun karena menagih janji laki-laki itu yang mau membelikannya ice cream Strawberry dan mengajaknya berkencan. Lalu sekarang? Bahkan ponselnya saja tidak aktif. Benar-benar menyebalkan.

Lalu ia terpikir untuk mengajak Ji Yoo bermain saja. Tapi ponsel Ji Yoo juga tidak aktif. Kemana perginya mereka semua saat aku sudah terbebas dari tugasku yang menumpuk itu. Hyo Joon benar-benar bosan.

Atau aku pergi ke apartemen Ji Yoo saja? Sudah cukup lama tidak berkunjung bertemu kedua orang tua Ji Yoo. Baiklah, acaraku hari ini adalah berkunjung kerumah teman.

oOo

Hyo Joon tersenyum saat melihat ibu Ji Yoo yang membukakan pintu apatemen keluarga Choi

“Aigo.. nuguya[9] ige[10]?” sapa bibi Choi saat melihat Hyo Joon yang berkunjung. “Hyo Joona, ayo masuk” ajaknya.

Hyo Joon masuk dan memberi salam “Apa kabar bibi?”

“Aku baik-baik saja. Hyo Joona duduk disini”

Hyo Joon mengamati keadaan apartemen Ji Yoo dan duduk di sofa ruang tamu “Bibi kenapa sepi sekali? Apa paman dan Ji Yoo tidak ada dirumah?”

Bibi Choi tersenyum “Ayah Ji Yoo belum pulang dan Ji Yoo sedang pergi” jawab bibi Choi. “kau mau minum apa?”

“Tidak perlu repot-repot bi. Aku sedang bosan di rumah sendiri jadi aku ingin bermain kesini.” Dan seakan baru tersadar “Ji Yoo sedang pergi? Tapi kenapa ponselnya tidak aktif?”

Bibi Choi tersenyum sendiri seperti mengenang sesuatu “Ah itu.. itu perbuatanku. Aku menyembunyikan ponsel Ji Yoo. Ji Yoo memang pergi tanpa membawa ponsel” jelasnya lalu berjalan ke dapur membuatkan minum untuk Hyo Joon. “kalau kau kesepian dirumahmu tentu saja kau harus kesini. Ayah Ji Yoo jarang ada dirumah jadi setiap harinya hanya aku dan Ji Yoo saja di rumah ini. kau tahu? Berdua saja dengan Ji Yoo begitu membosankan” cerita bibi Choi sambil meletakkan cangkir-cangkir kecil untuk teh. Bibi Choi lalu duduk bersebelahan dengan Hyo Joon.

Hyo Joon menerima cangkirnya. Bibi Choi menuangkan teh ke gelasnya sambil terus bercerita ”Ini teh aku bawa dari jepang”

“Benarkah?” Hyo Joon lalu menghirup aroma tehnya “em.. enak sekali harumnya” lalu meminumnya. “rasanya juga segar bi”

Bibi Choi tersenyum “Tentu saja. Kalau kau menyukainya bibi akan bungkuskan untukmu. Supaya kau bisa meminumnya dirumah” tawarnya.

“Terimakasih”

“Bagaimana kabar orang tuamu di Nowon?” tanya bibi Choi.

Hyo Joon meletakkan cangkirnya “Mereka sehat. Mereka juga menitipkan salam untuk bibi dan paman”

Bibi Choi meminum tehnya “Hyo Joona sekali-kali ajak ayah dan ibumu ke Seoul dan berkunjung kesini” ucapnya.

“Baik bi” Hyo Joon mengangguk mengerti. “Bibi apakah tidak apa-apa membiarkan Ji Yoo pergi tanpa membawa ponsel?”

Bibi Choi tersenyum lalu menepuk-nepuk tangan Hyo Joon “Sudah bibi pastikan dia tidak apa-apa. Ji Yoo pergi dengan anak teman ayah Ji Yoo.” jelasnya.

“Anak temannya paman?” ulang Hyo Joon tidak mengerti.

Bibi Choi membenarkan “Apa Ji Yoo sudah menceritakan tentang pengenalan antara dirinya dengan anak dari teman ayahnya”

Hyo Joon mengangguk saat mengingat pembicaraan tentang perjodohan Ji Yoo di flatnya waktu itu.

“Katanya Ji Yoo dan anak laki-laki itu sudah saling mengenal sebelum acara pertemuan itu” ungkap bibi Choi lagi.

Hyo Joon lalu teringat Kris. “Kalau boleh tahu Ji Yoo mengenal laki-laki itu dimana bi?” tanya Hyo Joon.

“Ji Yoo bilang laki-laki itu adalah salah satu asisten dosen di universitansnya. Ah.. benar juga. Bukankah unversitas kalian sama?” bibi Choi bertanya. Lalu kembali menjelaskan saat Hyo Joon mengangguk membenarkan. “Hyo Joona mungkin kau mengenal anak laki-laki itu?”

“Asisten dosen ya?” lalu teringat dengan Kyuhyun. “Aku juga mempunyai teman Asisten dosen? Memangnya siapa namanya bi? Aku akan mencoba menanyakannya pada temanku, siapa tahu temanku mengenal asisten dosen yang dijodohkan dengan Ji Yoo”

“Kyuhyun” jawab bibi Choi.

Hyo Joon yang berniat untuk meminum tehnya lagi. Mengurungkan niatnya dan kembali bertanya “Siapa bi?” Hyo Joon harap ia salah dengar tadi.

“Kyuhyun. Cho Kyuhyun” jawab bibi Choi sangat jelas di telinga Hyo Joon.

Hyo Joon bergeming.

Ternyata ia tidak salah mendengar.

“Apa kau mengenalnya?” tanya bibi Choi antusias.

Hyo Joon melirik ibu Ji Yoo. Lalu tersenyum hambar. “Aku akan bertanya pada temanku dulu bi. Aku tidak mengenal banyak orang di kampus” bohongnya. Yang benar saja, bahkan dalam satu kali sebut Hyo Joon sudah mengenal laki-laki itu. Lebih tepanya benar-benar mengenal laki-laki itu.

Tapi ini sulit dipercaya. Ji Yoo dan Kyuhyun. Dua orang yang begitu ia kenal kini sedang diatur oleh kedua orang tua mereka masing-masing untuk bersama. Lelucon macam apa ini. Hyo Joon tidak mau mengetahuinya. Ia tidak mau mendengarnya.

Ia ingin berpura-pura tidak mendengar saat ibu Ji Yoo dengan semangat menceritakan rencananya dan ibu Kyuhyun untuk mempertemukan Kyuhyun dan Ji Yoo hari ini. Hatinya sakit. Tentu saja. Teramat sakit malah.

Aku mohon. Siapa saja tolong aku.

 -To be Continued-


[1] Aduh (pengungkapan ekspresi)

[2] Imut, lucu

[3] Apa-apaan ini?

[4] Kenapa aku?

[5] Iya (Formal)

[6] Pengajar

[7] Akhiran untuk panggilan orang yang dihormati

[8] Semangat

[9] Siapa

[10] Ini

8 thoughts on “(Short Story) Can We Love? – Chap 2

  1. kemana saja dikau….akhirnya keluar juga ini ff…
    itu siapa jae seop eoh? -,- kupikir akan hadir joonma ternyata selingkuhan yang didatangkan hohoho {adakahluludichapselanjutnya?} XD
    keep writing saeng, seperti kesukanmu cerita nya mengiris dan menyayat…two thumbs, kynya seru klo itu yg foto berempat ada story nya, di tunggu kelanjutannya…

    1. haha setelah bertapa itulah yang kudapat…
      kiiiaaaakkkk aku juga seneng bisa ngepost ff lagehhh…
      untuk yang dipost kali ini apa yang kurang?
      kasih tauu…

  2. kurang banyak aja kenapa harus bersambung ehe
    itu aja sih yg foto berempat seperti di awal klo ada storynya lebih seru, mungkin di chap nanti bisa di pake flashback
    sama itu si ibu kyu sebenernya dia mendukung kyu ato ngga? pastinya? di yang sebelumnya kan kaya yg sinis gt, tp disini feel yg aku rasain dia mau ngebela gt walaupun ga bisa

    and fighting

    1. kalo foto berempatkan ceritanya ada sama eonni…
      yang waktu itu lho… inget?
      yang katanya hyo joon nari-narik tangan kyuhyun dengan semangat tanpa merhatiin kalo sebenernya kyuhyun itu kewalahan… inget?

      kalo ibunya kyuhyun masih bingung antara melihat suaminya bahagia atau anaknya bahagia…

Replies